Secuil Perjalanan Game dan Clash Of Clans


COC sering putus koneksi dan loading yang nyangkut di ujung.

Game, pertama kali yang membuat saya menyukai komputer pada 2002, tahun ketika saya duduk di bangku SMP. Di tahun itu pula, seingat saya, pertama kali melihat benda warna putih bentuk kubus dengan sebatang papan tertulis huruf dan angka. Sebelum saya ketahui namanya komputer, saya mengira benda itu hanyalah sebuah tivi. Kenapa saya harus repot berlari kocar kacir, membenarkan isu ada benda aneh di rumah tetangga sebelah.

Setelah melihat kawan yang juga tetangga saya, memainkan papan tombol itu, ternyata memang aneh dan bukan tivi, banyak tertulis sederet kata yang membuat saya tidak mengerti. Saya duduk terbengong di belakang kawan itu, tangannya asik memencet papan tombol, matanya sibuk melihat benda warna-warni berlari-lari di layar cembung itu. “Ini game namanya” kata kawan itu. Beberapa hari setelahnya saya jadi penonton setia di bangku VIP. Sesekali saya dikasih pencet tapi tak boleh berlama-lama.

Saya ingat betul secuil kisah itu, namun masih menjadi misteri entah darimana tetangga saya mendapatkan komputer ber-CPU, keyboard dan tanpa mouse itu. Mungkin, karena terlalu menyita perhatian, saya lupa bertanya asal-usulnya. Yang jelas, komputer itu khusus digunakan untuk memainkan game hanya dengan keyboard. Sampai sekarang saya tidak tahu nama game itu. Pola permainannya, seingat saya, mirip dengan game pac-man, bola kuning rakus berlari dari kejaran lawan sambil makan apa saja yang didepannya.

Beberapa tahun selanjutnya tetangga saya yang lain, punya komputer yang lebih hebat dan lengkap dengan mouse. Tetangga yang ini lumayan membuat saya beruntung, sebab komputernya tidak di simpan dirumah pribadi melainkan, di sebuah kios kecil yang disulap menjadi perpustakaan yang diberi nama Gua Hira Community. Disini jiwa komputer saya terasah dan mulai mengenal sistem operasi Windows XP, Microsoft Word untuk mengetik surat, dan tombol khas klik kanan ‘Refresh’.

Game di komputer komunitas itu juga lebih moderen, seperti game balap Need For Speed, namun peperangan di Age Empire II jadi favorit saya. Bermain game dengan nyaman dan puas bukan hal mudah, banyak anggota komunitas lain yang juga saling sikut berebutan mouse. Karena paling muda, maka saya dipaksakan sering mengalah, namun saya tetap setia menunggu giliran, walau entah sampai kapan kebagian.

Duduk di kelas tiga SMA, saya tidak lagi berminat main game, tapi mulai mengoperasikan aplikasi Corel Draw dan Adobe Photoshop. Lalu, lanjut dibangku kuliah dan mulai berkarir di media cetak, saya mulai tertarik dengan game online, seperti Poker di Facebook dan sesekali memainkan Point Blank, namun tak bertahan lama. Banyak game yang sudah saya jajal, tapi berakhir begitu saja usai penasaran saja. Bahkan game sekelas Call Of Duty di layar 21” iMac pernah saya mainkan dan membosankan juga akhirnya.

Penjarahan terbesar selama main COC


Android hadir, ratusan bahkan ribuan game tersedia gratis, beberapa yang pasang di smartphone tidak bertahan lama, rata-rata mulai membosankan, hingga kemudian hanya ada satu game di Android, hingga kini masih membuat saya betah, Clash Of Clans (COC). Permainan yang berbasis di Finlandia ini, mirip dengan Age Empire II, berstrategi perang. Saya menyukai COC sebab di bikin dengan visual yang sederhana, dan pola permainan yang mudah dimengerti. Selain itu game ini menuntut kesabaran saat membangun sebuah kastil dari level rendah ke level tinggi. By the way saya sudah sampai di Town Hall 8. :)

Popular posts from this blog

Keren! Cewek Aceh Nyanyi Hip Hop

Ikan Sebelah, Makanan Sisa Nabi Musa

Momen Simpang Mulieng