Penabuh Rapai Cilik di Miruk
Sebuah siang pada Sabtu 21 Desember 2013, suara perkusi menarik saya ke dalam sebuah ruangan gedung sederhana tidak dipakai, ruangan ini rencananya bakal menjadi kantor kepala desa nantinya. Disana sembilan anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar berlatih menabuh rapai geleng.
Gedung itu berada di Miruk, sebuah desa di kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Saya yang sedang kuliah pengabdian masyarakat (KPM) tak menyangka, desa penghasil buah mangga itu punya anak-anak kreatif pelestari musik tradisional khas Aceh. Tangan dan gerak tubuh mereka begitu cekatan memainkan alat berbentuk bulat terbuat dari kulit kambing dan kayu tersebut.
"Tari Rapai Geleng mengandalkan keserasian antara gerak kepala dengan ritme bunyi rebana yang ditabuhnya. Gerakannya bervariasi, lambat, cepat, sangat cepat, dan diam tanpa gerak. keserasian gerak, gelengan kepala, dan bunyi rebana yang ditabuh secara ritmik diiringi dengan syair religi dalam bahasa Aceh," tulis kompascom
Saya takjub menonton anak-anak miruk itu, sebagian dari mereka sudah saya kenal. KPM disana merupakan sebuah berkah bisa melihat langsung generasi-generasi periang yang akan menjadi pelaku budaya kedepannya. Semoga.