Romantisnya Krueng Leubok Seutui

Satu jam dari pusat kota Matangglumpangdua, menyusuri jalan bebatuan semi terjal, berdinding pohon kakao dan pinang sepanjang jalan, melintasi jembatan gantung yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor, di ujung jalan terhampar sungai nan eksotik, itulah Krueng Leubok Seutui.


"Sungguh perawan." pukau salah satu pengurus Komunitas Mahasiswa Meunasah Timu (KAMT) Akmal Izwar, matanya terbelalak pada aliran sungai yang mendayu di antara bebatuan. "Sungguh romantis, ibarat mengencani wanita dambaan" Sambungnya.

Tak banyak emang yang tahu, di pedalaman Kabupaten Bireuen, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng tepatnya desa Leubok Seutui, terdapat sungai jernih yang belum di jamah orang. Bagaimana tidak, sungai ini mengalir di pedalaman kebun warga setempat yang meraup rupiah dari buah kakao dan pohon pinang.

Sabtu, 10 Agustus 2013 kali ketiga KAMT berkunjung ke Krueng (sungai) Leubok Seutui. "Tempat paling tepat untuk mengusir stres dan melepas penat, tak bosan-bosan mengunjungi tempat ini, ibarat bertandang ke rumah cewek cantik." Ujar pengurus KAMT lainnya Saifuddin.

Krueng Leubok Seutui menyimpan air jernih yang mengalir di sela-sela bebatuan, sungai ini berdinding pohon-pohon besar nan lebat, hebatnya kicauan merdu burung-burung menambah eksotisnya sungai perawan ini. Siapa saja yang berkunjung pasti tak akan sabar mencebur diri ke dalam air.

Krueng Leubok Seutui cocok dijadikan salah satu destinasi wisata di Aceh, sebab tak butuh perjalanan menantang berkunjung ke sana, barangkali butuh sedikit perhatian pemerintah dengan mengaspali jalan menuju kesana yang penuh bebatuan. "Sayang jika sungai semenarik Krueng Leubok Seutui terbengkalai" Kata Muhammad Yanda Novia.

Namun sungai Leubok Seutui sedikit berbahaya, letaknya di kaki gunung mewajibkan pengunjung berhati-hati ketika mendung, sebab hujan lebat akan mengirim air berarus besar dan deras dari atas sungai. "Biasanya arus itu muncul ditandai suara gemuruh dari atas sungai, pengunjung diharapkan segera menepi dari sungai, kalau tidak arus akan membawa siapa saja yang ada di sungai, resikonya bisa kehilangan nyawa." Kata salah satu warga Leubok Seutui.

Menurut pengalaman pengurus KAMT baiknya mengunjungi Leubok Seutoi pada waktu pagi hari cerah dan pulang sebelum masuk waktu sore hari. "Kalau sore hari biasanya desa leubok seutui diguyuri hujan, air sungai yang jernih akan keruh gara-gara di aliri air kotor dari atas sungai." Kata Muhammad Ridhwan.

Butuh sedikit kewaspadaan emang, tapi Krueng Leubok Seutui merupakan jawaban tujuan ketika Kabupaten Bireuen minimnya wisata alam, dulunya ada krueng Batee Iliek yang juga menyimpan aliran sungai jernih, sekarang Batee Iliek bukan lagi tujuan para penikmat traveling, pesonanya sudah hilang, aliran air sungai tak lagi beriak.

Barangkali Krueng Leubok Seutui penggantinya, mengunjungi sungai ini menyisakan pengalaman sulit dilupakan, meski menyusuri jalan yang tidak nyaman, bisa jadi sama seperti mengejar cewek cantik yang juga butuh perjuangan yang sedikit terjal, ketika mendapatinya, selanjutnya serahkan saja sama romantisme. Hehe.

Aliran Sungai Baru Lompat dari Tebing Menikmati Pemandian Santai Terjun Bebas

Popular posts from this blog

Ikan Sebelah, Makanan Sisa Nabi Musa