Tersiksa 'Gadis' Hitam Manis
Saya punya hubungan yang rumit dengan mimpi, tiap malam tersiksa dengan kesulitan tidur nyenyak, parahnya ini menjadi kegiatan rutin saban dini hari, sesekali kerumitan ini bertahan sampai pagi hari hingga terbawa ke ruang kampus.
Dan sini parah yang lebih akut, bagaimana seorang mahasiswa yang notabene di gadang-gadang menjadi agent of change, menyimak materi-materi dari dosen sedangkan si agent sedari malam belum bertransaksi dengan mimpi, entahlah saya merasa seperti zombie.
Tapi yang pasti malam hari lalu, sering saya lewati seperti itu, dan saat menulis postingan di blog sederhana ini, yang sedang anda baca ini, sebut saja insomnia, masih saja berlanjut.
Ketersiksaan plus-plus berlanjut lagi saat dua teman tidur sudah lebih dulu menghidupkan mesin mimpi, suara deru yang sedikit mengganggu itu membuat saya menelan cemburu, betapa mudah mereka tenggelam dalam bunga-bunga tidur. Tinggal memejamkan mata, tanpa loading mesinpun nyala. Lelap.
Saya hanya bisa pasrah, biasanya ketika saya sulit tidur, maka pelampiasaannya menonton film bluray terbaru yang saya download di komputer, ketika stok film habis, saya menonton film yang sama berkali-kali hingga bosan, sesekali mujur dan matapun begitu mudah dipejamkan.
Lalu adakalanya saya sering absen tidur di rumah, kebanyakan bermalam di tempat kawan, seperti saat menulis postingan ini. Disini jangankan stok film komputerpun tidak ada, hanya ada tontonan wajah-wajah pulas teman yang sangat membosankan.
Saya tau siapa dalang dibalik semua skenario rusak ini, apa lagi kalo bukan kafein yang terkandung dalam kopi yang selalu membuat saya ketagihan. Ajakan ngopi sulit saya tolak, ibarat ditembak gadis pujaan, tak ada yang tolol untuk menolaknya.
Saya sadar betul ketika menenggak segelas minuman yang terkandung kafein, biasanya kopi, akan membuat mata saya menegang dan cukup sensitif mempengaruhi rasa ngantuk, namun kopi itu "gadis" hitam manis yang sulit diabaikan.
Maka efek samping penderitaan ini mau tak mau harus saya terima, menikmati dengan penyiksaan, kekesalan, dan lain-lain. Padahal untuk mengubah itu semua cukup mudah, pernah beberapa kali saya puas bangun pagi setelah menikmati alam mimpi. Kuncinya mengatur jadwal ngopi dan jadwal tidur.
Idealnya saya harus bangun pukul 08.00 pagi, segelas kopi tidak terlalu mempengaruhi. Saya harus berusaha tidak tertidur saat siang dan sore, juga puasa kafein saat malam tiba. Nah otomatis bunga bunga tidur akan mekar sekitar jam 22.00 - 00.00, disini saya wajib tidur, pukul 08.00 wajib bangun. Beginilah ilustrasi yang membuat hari-hari saya menyenangkan.
Namun hal itu tak mudah saya lakukan, sebab godaan ngantuk saat waktu siang dan sesekali sore, terlalu sulit ditepis, apalagi saat malam, kopi si "gadis" hitam manis, yang penuh kafein, menggoda hingga sel otak, tanpanya malam akan terasa hambar, akhirnya saya menikmatinya, dan resiko telah menunggu, mesin mimpi mati diwaktu malam, dan akan nyala diwaktu pagi.
Ditulis via Wordpress for Blackberry.
Dan sini parah yang lebih akut, bagaimana seorang mahasiswa yang notabene di gadang-gadang menjadi agent of change, menyimak materi-materi dari dosen sedangkan si agent sedari malam belum bertransaksi dengan mimpi, entahlah saya merasa seperti zombie.
Tapi yang pasti malam hari lalu, sering saya lewati seperti itu, dan saat menulis postingan di blog sederhana ini, yang sedang anda baca ini, sebut saja insomnia, masih saja berlanjut.
Ketersiksaan plus-plus berlanjut lagi saat dua teman tidur sudah lebih dulu menghidupkan mesin mimpi, suara deru yang sedikit mengganggu itu membuat saya menelan cemburu, betapa mudah mereka tenggelam dalam bunga-bunga tidur. Tinggal memejamkan mata, tanpa loading mesinpun nyala. Lelap.
Saya hanya bisa pasrah, biasanya ketika saya sulit tidur, maka pelampiasaannya menonton film bluray terbaru yang saya download di komputer, ketika stok film habis, saya menonton film yang sama berkali-kali hingga bosan, sesekali mujur dan matapun begitu mudah dipejamkan.
Lalu adakalanya saya sering absen tidur di rumah, kebanyakan bermalam di tempat kawan, seperti saat menulis postingan ini. Disini jangankan stok film komputerpun tidak ada, hanya ada tontonan wajah-wajah pulas teman yang sangat membosankan.
Saya tau siapa dalang dibalik semua skenario rusak ini, apa lagi kalo bukan kafein yang terkandung dalam kopi yang selalu membuat saya ketagihan. Ajakan ngopi sulit saya tolak, ibarat ditembak gadis pujaan, tak ada yang tolol untuk menolaknya.
Saya sadar betul ketika menenggak segelas minuman yang terkandung kafein, biasanya kopi, akan membuat mata saya menegang dan cukup sensitif mempengaruhi rasa ngantuk, namun kopi itu "gadis" hitam manis yang sulit diabaikan.
Maka efek samping penderitaan ini mau tak mau harus saya terima, menikmati dengan penyiksaan, kekesalan, dan lain-lain. Padahal untuk mengubah itu semua cukup mudah, pernah beberapa kali saya puas bangun pagi setelah menikmati alam mimpi. Kuncinya mengatur jadwal ngopi dan jadwal tidur.
Idealnya saya harus bangun pukul 08.00 pagi, segelas kopi tidak terlalu mempengaruhi. Saya harus berusaha tidak tertidur saat siang dan sore, juga puasa kafein saat malam tiba. Nah otomatis bunga bunga tidur akan mekar sekitar jam 22.00 - 00.00, disini saya wajib tidur, pukul 08.00 wajib bangun. Beginilah ilustrasi yang membuat hari-hari saya menyenangkan.
Namun hal itu tak mudah saya lakukan, sebab godaan ngantuk saat waktu siang dan sesekali sore, terlalu sulit ditepis, apalagi saat malam, kopi si "gadis" hitam manis, yang penuh kafein, menggoda hingga sel otak, tanpanya malam akan terasa hambar, akhirnya saya menikmatinya, dan resiko telah menunggu, mesin mimpi mati diwaktu malam, dan akan nyala diwaktu pagi.
Ditulis via Wordpress for Blackberry.