Kecelakaan Tertusuk Batang Pohon

Setelah kecelakaan itu, saya teringat film yang menceritakan peperangan antara dua pasukan, yang pertama pasukan berkuda yang sedang melaju sangat cepat, tunggangannya memegang pedang yang siap menghunus lawannya, pasukan satu lagi sedang duduk menunggu dengan sigap, memegang tombak runcing yang siap menusuk kuda yang sedang berlari ke arahnya.

Saat pertempuran itu terjadi, maka tak disangkal sang kuda akan tertusuk dengan tombak pada tubuh bagian dada hingga tembus kebelakangnya, tungganganya jatuh, lalu bangun lagi bertempur tanpa kuda.

Kecelakaan yang baru saja saya alami, Minggu 24 Juni 2011, mirip dengan adegan film diatas, hanya saja saya mengendarai sepeda motor bukan kuda, dan tombak yang menusuk kendaraan saya juga bukan tombak runcing melainkan cabang pohon yang sedang 'tidur' memasuki setengah badan jalan.

Saat itu, matahari usai tenggelam di ufuk barat dan menghadirkan gelap, kereta saya melaju sangat cepat, sedang mengejar waktu, binatang-binatang kecil yang sedang berterbangan mengganggu konsentrasi penglihatan, memaksakan saya menarik kaca helm hitam transparan, agar terhindar dari binatang kecil itu.

Saya terus menarik gas kendaraan, sesekali menginjak pedal rem ketika keadaan jalan sedang ramai atau ketika seseorang menyeberangi jalan, setelahnya tangan kanan saya kembali menarik gas, bahkan lebih kuat dari sebelumnya, di balik kaca helm mata saya hanya menangkap suasana remang-remang, lampu-lampu jalan dan lampu-lampu sepeda motor dari arah depan yang sedang melaju berlawanan.

Angin berhembus kencang, menarik-narik jaket warna abu-abu yang membaluti tubuh saya. Roda sepeda motor masih berputar sangat cepat, hingga membawakan ke arah yang sedikit lebih gelap, lalu di depan mata saya menangkap sebuah gundukan, yang tidak terlalu besar, bercabang-cabang.

Brumk, setelah sempat menekan pedal rem, kereta saya menabrak gundukan yang berwujud pohon cemara tumbang tersebut, sebuah cabang menusuk sparkboard depan hingga tembus kebelakang, seandainya batang itu menusuk lebih dalam lagi maka tak mungkin batang tesebut mengenai jantung saya. Setelah terjatuh sepeda motor bersuara keras, seperti kuda menangis kesakitan, mendengar suara tersebut tangan saya meraba-meraba kunci kontak mematikan mesin.

Orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian tersebut, satu persatu berdatangan, bala bantuan yang sama sekali tidak saya kenal itu membantu mengangkat dan menarik sepeda motor yang tersangkut di batang pohon tersebut. Setelah terlepas, sepeda motor tak bisa jalan, terpaksa saya boyong ke bengkel yang hanya berjarak 30 meter dari tempat kejadian tersebut untuk diperbaiki.

Kecelakaan yang tak saya inginkan sama sekali, sudah terjadi tak bisa dihindari, saya berharap bermimpi tapi ini kenyataan, saya merasakan sebuah kesakitan di lutut kaki sebelah kanan, semakin lama semakin sakit dan perih, di pangkal ibu jari tangan kanan saya juga merasakan hal yang sama, namun puji syukur hanya sebuah luka biasa yang tak perlu dikhawatirkan.

Dari perkataan orang sekitar pohon cemara setinggi tiang listrik itu di tumbangkan oleh angin kencang yag rebah tepat di tengah badan jalan, karena menggangu lalu lintas, orang di sekitarnya, memotong-motong pohon tumbang itu, hingga menjadi bagian yang lebih kecil, lalu dipindahkan di pinggir jalan yang masih memasuki setengah badan jalan.

Sore, sebelum kejadian itu terjadi, saya sudah berkendara di jalan tersebut dan melintasi pohon tumbang yang sedang 'tidur' itu, Namun malamnya saya melintasi sekali lagi, karena saya dalam keadaan sedang terburu-buru membuat penyakit pelupa saya kambuh kalau disana ada pohon tumbang. Kejadian naas itupun terjadi. Innalillah.

Di sebuah bengkel sederhana dengan bantuan beberapa kawan, sepeda motor bisa dihidupkan dan kembali bisa jalan, di bengkel tersebut pula, saya sempat berpikir, kejadian tersebut bisa saja membuat saya tak bisa melihat hari-hari selanjutnya dan bisa menulis tulisan ini, saya yakin kejadian ini teguran dari Yang Maha Kuasa. barangkali saya telah ingkar dan berbuat salah, karenanya kepada siapa saja, saya mohon maaf, dengan kejadian ini setidaknya membuat saya lebih berhati-hati dalam berkendara. Anda juga.

Popular posts from this blog

Keren! Cewek Aceh Nyanyi Hip Hop

Ikan Sebelah, Makanan Sisa Nabi Musa

Momen Simpang Mulieng