Asam Manis Android
TANGGAL 21 Juni 2011, saya berkendara dengan Nurkhalis M Kasim, menuju gerai Samsung di kawasan Peunayong, Banda Aceh, disana saya membeli Samsung Galaxy Ace vendor yang mengusung OS Android yang sudah lama saya idamkan, “Selain untuk mengganti hape jadul, hape ini juga untuk hadiah ulang tahun saya sendiri yang jatuh pada 26 Juni 2011, hehehe” Komentar saya pada Nurkhalis saat membawa pulang hape tersebut. Dia menyambutnya dengan senyum sambil “ooo, keren-keren”.
Sebelum membeli hape itu, saya harus bekerja keras dulu, bagaimana tidak, pekerja sekaligus mahasiswa mandiri seperti saya harus pandai-pandai mengatur rupiah, mulai jajanan harian, uang kuliah, uang makan, uang perawatan dan uang lainnya yang tak terduga. Jikalau saja saya orang tak yang punya motto “senang-senang hari ini kawan, esok kita pikirkan lain” maka tak hanya Android seharga Rp.2.830.000 sanggup saya beli, Honda Jazz yang termasuk impian saya lainnya juga sanggup saya beli, hehehe. Lebay.
Nah, alasan utama saya membeli Android yaitu kebutuhan. Kenapa Android? Bukannya Blackbery (BB) dan iPhone, jawabannya saya memang tak suka BB, karena sudah banyak orang pakai, soal aplikasi unggulannya BBM-an saya sama sekali tak tertarik, setelah itu desain visualnya juga kurang menarik, menurut saya kaku, ukuran BB juga terlalu besar tidak minimalis. Kesannya hanya orang tua dan orang berbody lebar yang cocok memakainya, Bagaimana dengan iPhone, nah sebenarnya ini hape yang paling saya idamkan, sayangnya harganya membuat saya patah arang dan harus mengumpulkan rupiah lebih lama lagi. Duh L.
Trus android? ini yang menjawab alternatifnya iPhone, Samsung Galaxy Ace (SGA) punya ukuran yang sama dengan iPhone, keren dan minimalis, cocok untuk anak kuliahan, kawula muda. Operating Systemnya memakai Android Froyo, hampir sama seperti iOS-nya iPhone, desain visualnya menarik, memanjakan jemari dengan layar sentuh yang sangat sensitive. Yang membuat saya lebih tertarik, GSA punya kamera 5 MP, cukup memenuhi hobi saya sebagai orang yang suka fotografi, hehehe, Lainnya android punya toko Aplikasi yang siap diunduh dengan gratis, tapi ada juga yang berbayar.
Selama memakai Android, pertama, saya punya sedikit punya gaya dan gaul, saya orang yang jadul dalam berbusana, tak ada istilah kaos distro yang melekat di tubuh saya, celana yang saya pakai juga tak bermerek, malah kebanyakan celana saya sudah pudar, warnanya luntur akibat sering dicuci, nah hebatnya saya jarang mencuci pakaian sendiri, soal ini saya serahkan di bagian orang yang punya jasa cuci mencuci (loundry). Mengingat hal ini, saya ingin cepat-cepat beristri biar ada yang cuci baju, hehehe. Mimpi Kale.
Dengan adanya android saya tak lagi dipandang orang yang tak gaul dan tak punya gaya, paling tidak saya bergaya dengan Android, urusan distro apa saja deh yang penting menutupi tubuh yang krempeng ini J. Kedua, Android memudahkan saya yang juga punya hobi membaca, dimana saya berada maka tak ketinggalan berita terbaru, bisa langsung membuka situs-situs berita, update informasi cepat, berselancar di forum-forum, bergaul dijejaring social, seperti Facebook, Twitter, Foursqure, Linkedin, dll. Trus mudah mengecek dan mengirim email, Android juga bisa menjadi teman saat saya sedang bosan yaitu menunggu seseorang.
Ketiga, Baterai Android cepat habis, ini salah satu kekurangannya yang membuat saya sangat jengkel, ketika sedang berinternet ria sepanjang hari maka baterai GSA hanya bertahan 6-7 jam, berinternet seperlunya bisa tahan satu hari, ketika tak berinternet bisa bertahan dua hari, salah satu cara menghemat baterai yaitu dengan cara mengurangi pencahayaan (brightness), mematikan jaringan wifi, Bluetooth, 3G, GPRS, mengaktifkan kembali saat sedang ingin online.
Begitulah asam manis Android yang saya rasakan, namun semua itu tergantung pada kebutuhan, ketika merasa kebutuhan saya tidak hanya sekedar sms dan telepon maka pilihannya mengupgrade pada hape yang lebih selangkah, sekali lagi saya memakainya hanya kebutuhan, bukan untuk gaya-gayaan dan tak penting dicap orang gaul. Oh ya saya tak menyarankan anda membeli GSA, ia hanya gadget alternative, dan masih banyak pilihan merek lainnya yang tak kalah menarik.
Ada yang lupa saya tulis maklum pelupa, saat teringat nanti saya tulis di tulisan lainnya, hehehe.
Sebelum membeli hape itu, saya harus bekerja keras dulu, bagaimana tidak, pekerja sekaligus mahasiswa mandiri seperti saya harus pandai-pandai mengatur rupiah, mulai jajanan harian, uang kuliah, uang makan, uang perawatan dan uang lainnya yang tak terduga. Jikalau saja saya orang tak yang punya motto “senang-senang hari ini kawan, esok kita pikirkan lain” maka tak hanya Android seharga Rp.2.830.000 sanggup saya beli, Honda Jazz yang termasuk impian saya lainnya juga sanggup saya beli, hehehe. Lebay.
Nah, alasan utama saya membeli Android yaitu kebutuhan. Kenapa Android? Bukannya Blackbery (BB) dan iPhone, jawabannya saya memang tak suka BB, karena sudah banyak orang pakai, soal aplikasi unggulannya BBM-an saya sama sekali tak tertarik, setelah itu desain visualnya juga kurang menarik, menurut saya kaku, ukuran BB juga terlalu besar tidak minimalis. Kesannya hanya orang tua dan orang berbody lebar yang cocok memakainya, Bagaimana dengan iPhone, nah sebenarnya ini hape yang paling saya idamkan, sayangnya harganya membuat saya patah arang dan harus mengumpulkan rupiah lebih lama lagi. Duh L.
Trus android? ini yang menjawab alternatifnya iPhone, Samsung Galaxy Ace (SGA) punya ukuran yang sama dengan iPhone, keren dan minimalis, cocok untuk anak kuliahan, kawula muda. Operating Systemnya memakai Android Froyo, hampir sama seperti iOS-nya iPhone, desain visualnya menarik, memanjakan jemari dengan layar sentuh yang sangat sensitive. Yang membuat saya lebih tertarik, GSA punya kamera 5 MP, cukup memenuhi hobi saya sebagai orang yang suka fotografi, hehehe, Lainnya android punya toko Aplikasi yang siap diunduh dengan gratis, tapi ada juga yang berbayar.
Selama memakai Android, pertama, saya punya sedikit punya gaya dan gaul, saya orang yang jadul dalam berbusana, tak ada istilah kaos distro yang melekat di tubuh saya, celana yang saya pakai juga tak bermerek, malah kebanyakan celana saya sudah pudar, warnanya luntur akibat sering dicuci, nah hebatnya saya jarang mencuci pakaian sendiri, soal ini saya serahkan di bagian orang yang punya jasa cuci mencuci (loundry). Mengingat hal ini, saya ingin cepat-cepat beristri biar ada yang cuci baju, hehehe. Mimpi Kale.
Dengan adanya android saya tak lagi dipandang orang yang tak gaul dan tak punya gaya, paling tidak saya bergaya dengan Android, urusan distro apa saja deh yang penting menutupi tubuh yang krempeng ini J. Kedua, Android memudahkan saya yang juga punya hobi membaca, dimana saya berada maka tak ketinggalan berita terbaru, bisa langsung membuka situs-situs berita, update informasi cepat, berselancar di forum-forum, bergaul dijejaring social, seperti Facebook, Twitter, Foursqure, Linkedin, dll. Trus mudah mengecek dan mengirim email, Android juga bisa menjadi teman saat saya sedang bosan yaitu menunggu seseorang.
Ketiga, Baterai Android cepat habis, ini salah satu kekurangannya yang membuat saya sangat jengkel, ketika sedang berinternet ria sepanjang hari maka baterai GSA hanya bertahan 6-7 jam, berinternet seperlunya bisa tahan satu hari, ketika tak berinternet bisa bertahan dua hari, salah satu cara menghemat baterai yaitu dengan cara mengurangi pencahayaan (brightness), mematikan jaringan wifi, Bluetooth, 3G, GPRS, mengaktifkan kembali saat sedang ingin online.
Begitulah asam manis Android yang saya rasakan, namun semua itu tergantung pada kebutuhan, ketika merasa kebutuhan saya tidak hanya sekedar sms dan telepon maka pilihannya mengupgrade pada hape yang lebih selangkah, sekali lagi saya memakainya hanya kebutuhan, bukan untuk gaya-gayaan dan tak penting dicap orang gaul. Oh ya saya tak menyarankan anda membeli GSA, ia hanya gadget alternative, dan masih banyak pilihan merek lainnya yang tak kalah menarik.
Ada yang lupa saya tulis maklum pelupa, saat teringat nanti saya tulis di tulisan lainnya, hehehe.