I Love KPI

SAYA baru saja selesai makan siang, suhu badan tiba-tiba menjadi panas, mungkin 'mesin' dalam tubuh sedang mengatur makanan yang baru usai saya santap, makanya panas, seperti mesin yang baru saja berhenti beroperasi. Saya sedang duduk di dekat jendela kamar kos, sambil menulis tulisan yang sedang anda baca ini. Cuaca di luar jendela juga lumayan panas, untung sesekali ada angin yang mampir masuk ke dalam kamar melalui jendela itu, cukuplah untuk menimalisir suhu panas di siang itu.

Itu cuma suasana yang saya rasakan pada jam 2:38 hari Minggu (15/5/2011) di desa Punge Jurong. Selain cuaca panas ada satu lagi yaitu pikiran yang sedang menyangkut di kepala, beberapa hari lalu saya membaca sebuah koran lokal milik nasional, disana terpasang iklan penerimaan mahasiswa baru di IAIN Ar-Raniry, iklannya berwarna hitam putih, ukurannya lumayan besar, siapa saja yang membaca halaman itu, pasti juga akan melihat iklan tersebut.

Saya selaku mahasiswa IAIN Ar-raniry pada Fakultas Dakwah Jurusan KPI (komunikasi dan penyiaran islam) ikut senang melihat iklan itu, maka lewat tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman kepada calon-calon mahasiswa baru. Saya sendiri resmi menjadi mahasiswa semester pertama IAIN Ar-Raniry pada tahun 2008 lewat jalur undangan, sekarang sedang kuliah di semester enam.

Jurusan KPI adalah pilihan pertama saya ketika mengisi formulir undangan, saya tertarik karena ada kata 'komunikasi'. Kebetulan di SMA saya sering mengoperasikan komputer, inisiatif saya saat itu komunikasi dengan komputer saling berhubungan. Tebakan saya benar, tak hanya itu di jurusan tersebut juga mahasiswa akan dididik menjadi seorang yang jago berkomunikasi, penulis, jurnalis, fotografer dan humas. Cukup menarik bukan? Perlu di ketahui yang saya tulis tadi calon mahasiswa akan di didik, dan makna 'akan' itu sendiri mengandung arti suatu yang tidak pasti.

Selama kuliah di jurusan KPI banyak hal yang saya lihat, bingung mulai dari mana saya akan mengatakannya lewat tulisan ini, pertama sekali dengan berbangga hati saya bersyukur dan sangat bangga kuliah di jurusan tersebut sebab jurusan tersebut adalah impian saya dan merupakan sebuah jalan agar mudah untuk menggapai cita-cita. Namun saya juga sangat kecewa dengan keadaan jurusan tersebut saat ini.

Jurusan KPI menyediakan mata kuliah praktikum komputer, praktikum grafika, media grafis/perwajahan yang mengharuskan mahasiswa perlu sebuah lab komputer agar memudahkan proses belajar mengajar, namun apa daya jurusan KPI saat ini tidak mempunyai lab komputer, mahasiswa yang kebanyakan berasal dari sudut-sudut kampung di Aceh tersebut harus belajar dengan hanya membayangkan teori-teori yang disampaikan dosen, jika ingin praktek maka harus mengeluarkan rupiah untuk menyewa tempat yang menyediakan rental komputer.

Beruntung bila dosen adalah orang yang ahli di bidangnya, maka pengetahuan yang di dapatkan mahasiswa seimbang sesuai dengan dana yang dikeluarkan, bayangkan jika dosen itu dipaksakan mengajar dengan alasan asal ada dan ilmu seadanya saja, sering bolos dan tak pandai menyampaikan materi, tentu pengeluaran yang seharusnya tidak pantas untuk di keluarkan tersebut akan sangat rugi besar, bagi mahasiswa uang Rp.5.000 sama harganya dengan Rp.100.000. Saya pernah merasakan hal itu.

Kemudian KPI menyediakan mata kuliah Jurnalistik dasar, Jurnalisme Investigasi, Penulisan Features, ilmu tersebut tentu akan mendidik mahasiswa agar bisa menggeluti bidang media, belajar bagaimana menulis berita. Namun mata kuliah tersebut tak terealisasi seperti yang di harapkan, para mahasiswa kurang mendapat perhatian dari petinggi jurusan, sebab tak ada media cetak yang disediakan jurusan sebagai penunjang tempat mengasah mata kuliah tersebut.

Yang ada media yang khusus diperuntukkan bagi para dosen, saya mengatakan begitu, karena format tulisan menulis di media tersebut tak ada dalam mata kuliah, yang harus menulis disitu juga orang yang ahli, bukan untuk orang belajar, saya menduga media tersebut terbit karena sebuah tuntutan kewajiban yang harus dipenuhi para dosen agar terlindungi dari sesuatu hal yang bisa menyebabkan para dosen mendapatkan pesan 'warning' dari lembaga tertinggi, saya hanya menduganya, tidak tahu apa benar atau tidak.

Kebanyakan dosen di jurusan KPI tersebut kurang menghargai potensi yang ada pada mahasiswanya, saya selaku salah satu mahasiswa di jurusan tersebut tahu betul apa yang dibutuhkan oleh kawan-kawan seperjuangan, setiap hari saya bergaul dengan mereka, alangkah terkejutnya ketika saya mengetahui mereka mempunyai potensi yang berbeda dan beragam, tak salah kalau mereka memilih jurusan KPI, sebab sesuai dengan potensinya dan keinginannya, cukup disayangkan mereka kurang perhatian atau memang layak kita sebut saja tak diperhatikan.

Hal yang saya sampaikan di atas hanya beberapa problem kecil yang saya temui dan itu sesuai dengan yang saya lihat sendiri di Fakultas Dakwah Jurusan KPI IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, saya tak tahu apakah hal yang sama terjadi atau tidak di jurusan-jurusan seluruh Perguruan Tinggi di Aceh, saya berharap tidak. Kembali kepada calon-calon mahasiswa jurusan KPI. KPI jurusan favorit saya dan saya mencintainya. Harapan selalu mendambakan jurusan KPI menjadi jurusan pasti dan menjadi incaran penerus-penerus 'agent of change' di Aceh. Semoga.

Popular posts from this blog

Keren! Cewek Aceh Nyanyi Hip Hop

Ikan Sebelah, Makanan Sisa Nabi Musa

Momen Simpang Mulieng