Sketsa Cover Novel Teuntra Atom

ANTARA ya dan tidak, saya menerima tawaran senior saya di Harian Aceh, namanya Thayeb Loh Angen, Ia mempercayai saya untuk membuat sebuah cover novel karyanya sendiri. Saya yang tak bermodal ilmu desain, dan Pak Thayeb sudah mendesak, tak salahnya kalau saya mencoba.

Awalnya saya kebingungan memikirkan sketsa yang cocok untuk cover novel yang berjudul ‘Teuntra Atom’ itu, Pak Thayeb menjelaskan kalau novel tersebut menceritakan tentang perjuangan seorang kombatan perang pada masa konflik di Aceh tempo dulu.

Jadilah saya dengan sedikit pengetahuan ilmu desain mencoba merancang sketsa di atas canvas Adobe Photoshop CS3. Pertama saya memutuskan mendesain sketsa yang lebih pada warna kehitaman, karena isi novel itu melukiskan tentang gemerlapan hidup si tokoh utama.

Beberapa kali imajinasi saya mengalir di atas kanvas, tak satupun yang merasa cocok di hati, memutar ke kiri, kanan, atas, bawah, belum juga sedap di pandang. Saya berniat mengambil beberapa sketsa pendukung di Internet, Tapi niat itu saya urungkan, bagaimanapun saya harus melahirkan karya sendiri, apalagi mengambil gambar sembarangan adalah salah, bisa-bisa saya berurusan dengan jalur hukum nantinya.

Dengan sketsa yang ada, saya mencoba memadukan dengan koleksi foto hasil jepretan saya sendiri, dan rupanya ada yang cocok, foto itu menggambarkan suasana senja yang sedang mendung, agak gelap, awan, beberapa pepohonan dan juga sebuah kubah Mesjid.

Foto itu sedikit saya ubah dari kesesuaian aslinya, hanya sekedar untuk mempercantik dengan mengatur kecerahan warnanya saja, menggunakan fasilitas di Photoshop. Itupun dengan ilmu seadanya agar layak jadi sebuah cover buku yang mempunyai nilai jual.

Merasa kurang, saya juga menambah setengah gambar tubuh seorang yang sedang memegang sebilah parang, itupun foto koleksi sendiri yang telah saya olah. “Namanya teuntra atom tak ada senjata parangpun jadi” itu alasan saya mengapa saya tidak memasang foto dengan gambar seorang tentara yang sedang memegang senjata.

Desain yang saya buat, saya sesuaikan dengan pesan yang ditimbulkan. Masalah huruf, saya hanya memakai sederhana saja sesuai yang ada di Adobe Photohop. Pada judul uatamanya saya gunakan warna merah, sesuai dengan warna darah yang terselip di cerita novel. Putih hanya sebagai warna perpaduan saja.

“Bolehlah untuk karya seorang pemula” begitu komentar Abang saya yang sudah memahami masalah desain grafis. Tanggapan positif juga di sambut baik oleh Pak Thayeb selaku penulis buku Teuntra Atom. Beliau juga setuju kalau karya perdana saya itu di pasang menjadi wajah novelnya.

Jujur ini karya pertama saya membuat sebuah cover buku, tentulah sangat jauh dari nilai keindahan dan kesempurnaan, ini hasil yang tak seberapa bila di sanding dengan cover-cover buku yang lain.

Untuk Pak Thayeb, terimakasih telah mempercayai saya terlibat dalam pembuatan buku ‘Teuntra Atom’. Bagi anda yang membaca tulisan ini, silahkan berkomentar untuk tampilan cover itu, baik dingin maupun panas. Biar kedepannya lebih bagus dari yang ini.

Popular posts from this blog

Keren! Cewek Aceh Nyanyi Hip Hop

Ikan Sebelah, Makanan Sisa Nabi Musa

Momen Simpang Mulieng