Posts

Mengenal Nostr, Protokol Media Sosial Tahan Sensor dan Bebas Ekspresi

Image
Jika anda tidak peduli dengan kebebasan berkomunikasi di internet maka Nostr bukan untuk anda. Mainkan saja medsos yang sudah ada. Sebaliknya, jika anda peduli dengan sistem interaksi yang tahan sensor maka Nostr layak menjadi perhatian anda, sebab ia dibikin sebagai antitesis media sosial umumnya, mari mengenal Nostr. Medsos yang anda gunakan, kebanyakan dimiliki oleh segelintir orang yang memanfaatkan anda beserta identitas untuk mencari untung dengan iklan. Mereka juga punya aturan sepihak dan kendali mutlak. Maka tak heran, pengguna meulanggéh agak kekirian tiba-tiba akunnya tak dapat diakses. Kena blokir. Dengan adanya Nostr, kebebasan berekspresi di jaringan internet jadi nyata. Anda bebas melakukan apa saja, mau membongkar kasus, menghina (tidak disarankan), dan mengkritik, baik ringan maupun pedas level jahannam sekalipun, tidak ada pihak yang dapat mencekal anda. Hebatnya lagi, data anda aman dari eksploitasi, karena membuat akun Nostr tidak perlu email dan nomor gawai, tak a

Melalui Lightning Network, Mengirim Rp1.000 dari Aceh ke Uganda

Image
Sistem jaringan moneter dunia saat ini telah memasuki dinamika baru. Hal-hal yang tampak mustahil dilakukan sebelumnya, sekarang menjadi mungkin. Umat manusia, kini dapat mengirim dan menerima uang digital dengan nominal kecil dalam sekejap, berbiaya murah (bisa jadi gratis), dan tanpa perantara ke bentangan dunia terpencil manapun. Asalkan terhubung saluran teknologi komunikasi. Ini bukan level Sabang-Merauke. Lebih dari itu, mengirim recehan skala global tanpa batas, dari Matangglumpangdua ke Bugiri di Uganda. Jika 5-10 digit keatas itu perkara mudah, ini recehan wak, 4 digit. Sekadar contoh, anda dapat berdonasi Rp1.000 (seribu rupiah) ke wilayah terpencil di benua Afrika secara instan. Hal yang mustahil dilakukan oleh sistem layanan keuangan lama seperti Visa, Mastercard, Paypal, SWIFT, Western Union, dan sebangsanya. Anda dianggap gila mengirim uang seribu perak melalui mereka. Jikapun, katakanlah anda ingin menderma setidaknya 6 digit, Rp100.000 atau lebih banyak, barangkali Rp1.

Pesan Dari ArtJog 10

Image
Pembukaan ArtJog 10 pada Jumat 19 Mei 2017 malam, membuat pengunjung bosan berdesakan di pintu masuk sebelah utara gedung Jogja Museum Nasional (JMN). Selagi mengantri, dari ribuan penonton, ada yang sibuk dengan gawai, pelukan, barangkali ada yang ciuman, hingga ada yang melototi instalasi bentuk bola mata disusun menjulang.

Secuil Perjalanan Game dan Clash Of Clans

Image
COC sering putus koneksi dan loading yang nyangkut di ujung. Game , pertama kali yang membuat saya menyukai komputer pada 2002, tahun ketika saya duduk di bangku SMP. Di tahun itu pula, seingat saya, pertama kali melihat benda warna putih bentuk kubus dengan sebatang papan tertulis huruf dan angka. Sebelum saya ketahui namanya komputer, saya mengira benda itu hanyalah sebuah tivi. Kenapa saya harus repot berlari kocar kacir, membenarkan isu ada benda aneh di rumah tetangga sebelah.

Merancang Huruf Bersama DGA

Image
Huruf Script tulisan tangan saya. Sebagai orang yang bergelut di bidang desain grafis, saya selalu memerhatikan sebuah huruf. Mata saya selalu tertarik dengan beragam jenis huruf yang tertera dimanapun, baik itu di koran-koran, pamflet pertokoan ataupun baliho dan spanduk di persimpangan jalan. Jika huruf yang digunakan bagus saya akan menikmatinya jika sebaliknya saya akan menghujat dalam hati.

Transaksi Non Tunai, Kompasiana dan Live Tweet

Image
Selfie Usai Nangkring Gerakan Nasional Non Tunai. Foto facebook.com/junantoherdiawan MATA saya masih berat ketika dibangunkan deringan alarm pada pukul 08.25 WIB. Alarm sengaja saya atur malam sebelumnya, bersebab Sabtu, 25 April 2015 pagi itu, saya berencana menghadiri acara Nangkring Kompasiana Bersama Bank Indonesia, bertema Gerakan Nasional Non Tunai. Saat kepala sedang pusing dan tidur yang belum tercukupi, saya sempat berpikir, antara kembali menarik selimut atau mengambil pengalaman baru hari itu.

Game Ini Sudah Punah di Kampung Kami (1)

Image
Ilustrasi Game Sambai. (pixabay.com) Masa kecil adalah masa keemasan, sebab pekerjaan anak sekolahan kerjaannya hanya bermain dan bermain. Tidak ada tanggung jawab yang membuat kepala menjadi berat, seperti menderita karena merasa jomblo, pekerjaan tetap yang belum dapat, skripsi belum kelar, hingga mahar yang kian mahal. Anak kecil hanya mempunyai pekerjaan sekolahan yang harus diselesaikan di rumah (PR), itupun dapat diakali dengan datang lebih awal kesekolah lalu menyontek pada teman yang sudah selesai, sebelum dentingan bel masuk sekolah dimulai. Kalau PR tidak jumpa pada pelajaran jam pertama maka beruntung dapat dilanjutkan saat jam istirahat. (pengalaman pribadi nih, hehe)